Monday, 16 September 2013

Laporan Praktikum Mikrobiologi Medis


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme di dunia ini ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Mikroorganisme yang menguntungkan dapat kita manfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan hidup manusia. Akan tetapi, banyak juga mikroorganisme yang tidak menguntungkan kita yaitu dengan menyebabkan terjadinya penyakit pada tubuh manusia. Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi manusia adalam Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat mengakibatkan penyakit tuberculosis pada manusia. Tuberculosis merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan berbahaya di dunia.
Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Mycobacterium avium, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994).
Bakteri ini ada 41 spesies yang telah diakui oleh ICSB (International Committee on Systematic Bacteriology) yang sebagaian besar sudah saprofit dan sebagaian kecil lainnya patogen untuk manusia diantaranya Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leparae dan lain-lainnya yang dapat menyebabkan infeksi kronik. Golongan saprofit dikenal juga dengan nama atipik (Syahrurachman, 1994).
Bakteri ini membutuhkan bahan tambahan makanan seperti darah egg yolk, serum dan sel yang tebal yang terdiri dari asam lemak mivolet untuk pertumbuhannya. Mycobacterium tuberculose merupakan bakteri gram positif (+), batang sedikit bengkok, panjang atau pendek, tidak berspora, tidak berkapsul, pertumbuhan sangat lambat 2 - 8 minggu, suhu optimal 37 - 38oC. Mycobacterium tahan terhadap asam dan alkali dibanding dengan kuman lain sehingga apabila bahan spesimen mengandung kuman lain dapat dibunuh dengan mudah sehingga spesimen menjadi lebih murni (Staff pengajar FKUI, 1994).
Bakteri tahan asam merupakan bakteri yang kandungan lemaknya sangat tebal sehingga tidak bisa diwarnai dengan reaksi pewarnaan biasa, tetapi harus dengan pewarnaan tahan asam. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA) karena dapat mempertahankan zat warna pertama sewaktu dicuci dengan larutan pemucat. Golongan bakteri ini biasanya bersifat patogen pada manusia contohnya adalah Mycobacterium tuberculosis. Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat diisolasi dari sputum penderita TBC. Reaksi hasil pewarnaannya jika positif terdapat bakteri TBC berwarna merah. Selain menyerang manusia juga menyerang hewan seperti marmut, dan kera. Penularannya dapat melalui udara yang masuk ke saluran pernafasan (Pelczar dan Chan, 1988).
Bakteri tahan asam dapat diamati dengan teknik pewarnaan Ziehl Neelson, Kinyoun Gabber, dan Fluorochrom. Pengambilan sputum (sekret paru-paru atau ludah) untuk analisis tuberculosis dapat dilakukan setiap saat dikenal ada 3 jenis sputum:
a. Sputum pagi              : sputum yang dikeluarkan oleh penderita pada saat bangun pagi.
b. Spot sputum               : sputum yang dikeluarkan pada saat itu.
c. Collection sputum      : sputum yang keluar dan ditampung selama 24 jam.
Sputum yang telah diperoleh dapat disimpan dalam lemari es selama satu minggu. Mycobacterium tuberculose terdapat pada manusia yang mengidap penyakit TBC dan penularannya terjadi melalui jalan pernafasan, tetapi spesies Mycobacterium bovis biasanya terdapat pada lembu dan dapat ditemukan pula pada manusia di usus (Syahrurachman, 1994).
Percobaan tentang transmisi penyakit TBC pertama kali dilakukan oleh Klencke pada tahun 1843. Klencke memproduksi TBC di dalam tubuh kelinci dengan inokulasi jaringan TBC secara intravena. Infeksi oleh kuman TBC juga dibuktikan oleh Villemin pada tahun 1865 dengan cara memproduksi penyakit ini pada kelinci dengan inokulasi jaringan TBC tipe human dan bovine. Dia yang pertama kali mendemonstrasikan perbedaan resistensi kelinci terhadap organisme tipe human dan bovine. Villemin menyimpulkan bahwa TBC adalah penyakit spesifik,  TBC disebabkan oleh agen inocilable, penyakit ini dapat menular dari manusia ke kelinci, TBC adalah penyakit yang mematikan. Robert Koch merupakan penemu Mycobacterium tuberculosis pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP). Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA)  (Pelczar dan Chan, 1986).
Tuberkulosis (TBC) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru dan juga memberikan efek terhadap susunan saraf pusat, sistem limfatik, sistem sirkulasi, sistem urogenital, tulang, tulang sendi, dan kulit. Penyakit ini diketahui dapat menyerang semua bangsa burung, mamalia, primata, termasuk manusia. Selain Mycobacterium tuberculosis (tipe human), dikenal juga spesies Mycobacterium bovis, dan Mycobacterium avium. Mycobacterium bovis dan Mycobacterium avium jarang terjadi pada orangutan. Hanya terdapat sekitar 10% laporan kasus TBC pada primata yang disebabkan oleh Mycobacterium bovis. TBC tipe Human yang paling banyak ditemukan pada primata dan manusia (Sari 2004).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui teknik pewarnaan bakteri tahan asam dan melihat tingkat infeksi dari sputum yang diuji.













II. MATERI DAN METODE
A.    Materi
            Alat yang digunakan dalam praktikum bakteri tahan asam adalah pipet tetes, mikroskop, objek glass, jarum ose, pembakar spirtus, dan pinset.
Bahan yang digunakan dalam praktikum bakteri tahan asam adalah sputum (dahak), alkohol asam 3 %, karbol fuchsin, akuades dan methylen blue.
B.     Metode
Pastikan keadaan steril dengan disemprotkan alkohol pada sekitar meja kerja dan tangan praktikaan, jangan lupa dipakai APDnya.
 
                                                                                                               


Sputum diambil dengan jarum ose yang telah dibakar kemudian diulaskan pada object glass.
Jarum ose dibakar sampai memijar
Jarum ose disemprot alkohol, dibakar sampa berpijar dan disimpan kembali.
 














Ulasan pada object glass difiksasi dengan menggunakan pinset, dipanaskan di atas pembakar spirtus, jangan sampai mendidih
 






Ulasan tersebut ditetesi dengan karbol fuchsin selama 5 menit, kemudian dipanaskan di atas pembakar spirtus, dicuci kering anginkan.
                                                                                                 
Ulasan ditetesi dengan alkohol asam 3 %, kemudian dicuci kering anginkan
Hasil
Ulasan diamati di bawah mikroskop
Ulasan ditetesi dengan methylen blue selama 20 sampai 30 detik, kemudian dicuci kering anginkan
 

























                                         




III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Gambar
Pengamatan

Gambar 1. sputum (kontrol)
Sampel yang dijadikan kontrol dan dinyatakan positif sebagai bakteri tahan asam. Hal ini dikarenakan ditemukan keberadaan bakteri tahan asam sekitar 1 unit selama 1 lapang pandang.

Gambar 2. sputum (sampel)
Sampel dari hasil dari percobaan yang kami lakukan, dinyatakan negatif karena tidak ditemukan keberadaan bakteri tahan asam pada sampel yang kami ambil bahkan hingga 100 lapang pandang.

                                                       B. PEMBAHASAN       
Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Mycobacterium, avium, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan bersifat tahan asam sehingga digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA). Penularan Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan pernafasan (Syahrurachman, 1994).
Mycrobacteria adalah bakteri aerob berbentuk batang, yang tidak membentuk spora. Walaupun tidak mudah diwarnai bakteri ini tahan terhadap penghilangan warna (deklorisasi) oleh asam atau alkohol dan karena itu dinamakan basil tahan asam. Ciri –ciri khas Mycobacterium tuberculosis dalam jaringan, basil tuberkel merupakan batang ramping lurus berukuran kira-kira 0,4 x 3 µm. Pada perbenihan buatan terlihat bentuk coccus dan filamen. Mycobakteria tidak dapat diklasifikasikan sebagai gram positif atau gram negatif. Sekali diwarnai dengan zat warna basa, warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meski dibubuhi dengan iodium. Basil tuberkel yang sebenarnya ditandai oleh sifat tahan asam misalnya 95 % etil alkohol yang mengandung 3 % asam hidroklorida (asam alkohol) dengan cepat akan menghilangkan warna semua bakteri kecuali Mycobacteria. Sifat tahan asam ini bergantung pada integritas struktur selubung berlilin. Pada dahak atau irisan jaringan, Mycobacteria dapat diperlihatkan karena memberi fluoresensi kuning jingga setelah diwarnai dengan zat warna fluorokrom (misalnya auramin, rodamin) (Staf Pengajar FKUI, 1994).
            Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau agak bengkok dengan ukuran 0,2 - 0,4 x 1 - 4 um. Pewarnaan Ziehl-Neelsen dipergunakan untuk identifikasi bakteri tahan asam. Kuman ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih kurang 2 minggu bahkan kadang-kadang setelah 6-8 rninggu. Suhu optimum 37°C, tidak tumbuh pada suhu 25°C atau lebih dari 40°C. Medium padat yang biasa dipergunakan adalah Lowenstein-Jensen. PH optimum 6,4- 7,0. Mycobacterium tidak tahan panas, akan mati pada 6°C selama 15-20 menit. Biakan dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam. Dalam dahak dapat bertahan 20-30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8 – 10 hari. Biakan basil ini dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20oC selama 2 tahun. Myko bakteri tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan antara lain phenol 5% asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan oleh jodium tinetur dalam 5 menit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit (Lay, 1994).
Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberculosis dan merupakan patogen yang berbahaya bagi manusia. Mycobacterium leprae menyebabkan lepra. Mycobacterium avium-intracellulare (kompleks M. avian) dan mikobakteria apitik lain yang sering menginfeksi pasien AIDS, adalah patogen ortunistik pada orang-orang dengan fungsi imun yang terganggu lainnya, dan kadang-kadang menyebabkan penyakit pada pasien dengan sistem imun yang normal (Syahrurachman, 1994)
Mycobacterium tuberculosis dan sering digunakan dalam "Screening TBC ". Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC dengan uji tuberkulin adalah lebih dari 90%. Uji tuberkulin dibaca setelah 48-72 jam (saat ini dianjurkan 72 jam) setelah penyuntikan. Indurasi diperiksa dengan cara palpasi untuk menentukan tepi indurasi, ditandai dengan alat tulis, kemudian diukur dengan alat pengukur transparan, diameter transversal indurasi yang terjadi dan dinyatakan hasilnya dalam milimeter (Sechlegel, 1994)
Untuk waktu yang lama diasumsikan bahwa infeksi tuberkulosis (TB) melindungi infeksi berikutnya. Bahkan, vaksinasi terhadap penyakit menular didasarkan pada prinsip ini. Namun, pada tahun 1976 sudah ada indikasi anekdotal bahwa pasien TB bisa terinfeksi kembali dengan strain tuberkulosis lain Mycobacterium dan bahwa infeksi dengan beberapa strain ada. Menggunakan phage, Bates et al. menemukan jenis fag berbeda M. tuberculosis di host tunggal. Terjadinya infeksi dengan beberapa M. tuberculosis strain yang dikonfirmasi dengan menggunakan teknik sidik jari DNA, pertama pada pergantian abad pada pasien yang dipilih oleh Yeh et al. dan Braden dkk. dan kemudian baru-baru ini dalam yang lebih besar masuk dalam populasi pasien. Pengenalan molekul teknik yang ditawarkan kemungkinan baru untuk mempelajari sejarah alam infeksi TB lebih luas. PCR penargetan tertentu dominan M. tuberculosis keluarga genotipe dikembangkan, dan dengan menerapkan metode ini untuk bahan klinis, Warren et al. menemukan bahwa tingkat terjadinya "infeksi campuran," yaitu, infeksi dengan beberapa strain tuberkulosis M., sebesar 19% dari pasien yang diperiksa di Afrika Selatan (Huyen, Mai, dkk, 2012)
Pada tahun 1898, Harvard patologi Theobald Smith menunjukkan bahwa basil tuberkulum terisolasi dari manusia berbeda secara signifikan dari basil diisolasi dari ternak dalam kapasitas mereka untuk menyebabkan penyakit pada spesies binatang yang berbeda . Akhirnya, dua basil diberi status spesies terpisah, dengan M. tuberculosis menunjuk patogen manusia yang khas, dan Mycobacterium bovis mengacu pada bentuk sapi. Karena M. bovis memiliki kapasitas untuk menyebabkan penyakit pada berbagai spesies hewan, termasuk manusia, itu awalnya dianggap menunjukkan kisaran inang yang lebih luas daripada M. tuberculosis. Namun, analisis genomik komparatif baru-baru ini telah mengungkapkan seperti tingkat tinggi keragaman genetik di M. bovis bahwa genetika populasi modern saat ini mempertimbangkan spesies yang akan terdiri dari beberapa ekotipe, masing-masing yang disesuaikan dengan spesies tertentu host hewan. Beberapa ekotipe ini telah diberikan sebutan spesies yang berbeda. Sebagai contoh, Mycobacterium microti adalah patogen voles,  Mycobacterium pinnipedii patogen dari anjing laut dan singa laut, dan Mycobacterium caprae patogen kambing (Hershberg, et.,al, 2008).
Macam-macam pewarnaan bakteri tahan asam terdiri dari 3 jenis pewarnaan, yaitu pewarnaan Tan Thiam Hok, pewarnaan Ziehl Neelsen dan pewarnaan Fluorokrom, penjelasannya yaitu sebagai berikut.
a.             Pewarnaan Tan Thiam Hok.
Larutan Kinyoun (fuchsin basis 4g, fenol 8ml, alkohol 95% 20ml, H2O destilata(100ml) dituang pada permukaan sediaan, dibiarkan selama 3 menit, kemudian kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir perlahan. Selanjutnya larutan Gabbet (methylene blue 1g, H2SO4 96% 20ml, alkohol absolut 30ml, H2O destilata 50ml) dituang pada permukaan sediaan, dibiarkan 1 menit kemudian kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir perlahan, kemudian sediaan dikeringkan di udara 3.
b.            Pewarnaan Ziehl Neelsen.
Larutan carbol fuchsin 0,3% dituang pada seluruh permukaan sediaan, kemudian dipanaskan diatas nyala api sampai keluar asap tetapi tidak sampai mendidih atau kering selama 5 menit. Sediaan kemudian dibiarkan dingin selama 5-7 menit  lalu kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir perlahan. Setelah itu larutan asam  alkohol 3% (hydrochloric acid-ethanol) dituang pada sediaan dan dibiarkan 2-4 menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 1-3 menit, kelebihan larutan dibuang. Larutan methylene blue 0,1% dituang sampai menutup seluruh permukaan, dibiarkan 1 menit lalu larutan dibuang dan dicuci dengan air mengalir 4.
c.             Pewarnaan Fluorokrom (Auramine O).
Sediaan direndam didalam larutan Auramine (Merck), dibiarkan selama 15 menit kemudian dicuci dengan air bebas klorin atau H2O destilata dan dikeringkan. Sediaan lalu direndam didalam asam alkohol, dibiarkan selama 2 menit, dicuci dengan H2O destilata dan dikeringkan. Setelah itu sediaan direndam didalam potassium permanganat 0,5%, dibiarkan selama 2 menit, dicuci dengan H2O destilata dan dikeringkan di udara 4. Pembacaan hasil. Sediaan dilihat dibawah mikroskop dengan pembesaran 1000x dengan meneteskan minyak emersi tanpa menyentuh sediaan untuk mencegah transfer BTA antar sediaan.
(Karuniawati., dkk, 2005, vol.9)
Pelaporan jumlah BTA sesuai dengan skala IUATLD (International Union Againts Tuberculosis and Lung Diseases). Pembacaan dibawah Mikroskop Pelaporan hasil:
a.       Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang à Negatif
b.      1 – 9 BTA dalam 100 lapangan pandang à Positif dan ditulis jumlah BTA yang ditemukan
c.       10 – 99 BTA dalam 100 lapangan pandang à Positif 1
d.      1 – 10 BTA dalam 1 lapangan pandang à Positif 2
e.       10 BTA dalam 1 lapangan pandang à Positif 3
Catatan: Hasil pembacaan preparat dengan pewarnaan fluorokrom dikonversi dengan membagi jumlah bakteri yang terlihat dengan 4.
(Karuniawati., dkk, 2005, vol.9)
Uji bakteri tahan asam (BTA) pada praktikum ini menggunakan prosedur pewarnaan dengan menggunakan metode pewarnaan diferensial, prosedur pewarnaan ini yang menampilkan perbedaan diantara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba. Dengan teknik ini biasanya digunakan lebih dari satu larutan zat pewarna atau reagen pewarna.  Salah satunya dengan menggunakan cara teknik pewarnaan BTA dengan persiapan meliputi ulasan warna dengan karbol fuchsin, dipusatkan dan diberi warna tandingan metilen blue.  Hal tersebut dilakukan guna memisahkan bakteri tahan asam yang tetap mempertahankan warna aslinya apabila dikenai larutan asam (Mycobacterium) dari bakteri tak tahan asam yang pudar warnanya dikarenakan oleh larutan asam (Pelczar dan Chan, 1986).
Dalam pewarnaan Ziehl Nelson digunakan beberapa jenis reagen diantaranya ialah:
a.       Karbol Fuchsin berfungsi untuk mewarnai dinding selnya.
b.      Alkohol asam 3% berfungsi untuk melunturkan dinding sel yang tebal.
c.       Methylen Blue berfungsi untuk mewarnai bagian background
Sedangkan fiksasi dalam percobaan ini dilakukan untuk membuka pori-pori sel.
Mycobacterium tidak dapat diwarnai dengan cara Gram, tetapi jika berhasil maka hasilnya adalah Gram positif.  Perlakuannya dengan cara pemanasan, pencucian dengan menggunakan air mengalir, pemberian zat warna dan pemberian alkohol.  Tujuan pencucian dengan menggunakan alkohol adalah supaya warna merah yang tersisa setelah ditetesi karbol fuchsin hilang.  Sedangkan perlakuan pencucian dengan menggunakan air mengalir bertujuan untuk menutup kembali lemaknya.  Pemberian zat warna seperti karbol fuchsin dan metilen blue bertujuan untuk mematikan bakteri Mycobacterium tuberculosis.  Zat warna yang dapat membunuh Mycobacterium tuberculosis adalah Malachite green. Hasil preparat menunjukan sel berwarna merah dengan background biru, hal ini disebabkan karena  karbol fuchsin bersifat asam sehingga dapat diserap oleh dinding sel bakteri tersebut. Sedangkan metilen biru bersifat basa sehingga tidak dapat diserap oleh dinding sel bakteri (Pelczar dan Chan, 1986).
Larutan kimia yang digunakan pada praktikum kali ini adalah asam alkohol, karbol fuchsin serta metilen blue yang masing-masing mempunyai fungsi antara lain asam alkohol digunakan sebagai peluntur, karbol fuchsin mempunyai fungsi membuka lapisan fuchsin agar menjadi lunak sehingga cat dapat menembus masuk ke dalam sel bakteri Mycobacterium tuberculosis.  Metilen blue berfungsi sebagai cat lawan dan pada pemberian metilen blue pada bakteri akan tetap berwarna merah dengan latar belakang biru atau hijau (Jutono, dkk., 1980).
Mycobacterium lain yang ada yakni sebagai berikut:
1.      Mycobacterium leprae
M. leprae adalah basil tahan-asam dari famili mikrobakteriaseae. Multiplikasi M. leprae sangat lambat daiamati pada model binatang yang sebagian dapat menjelaskan masa inkubasi yang lama yang ditemukan pada penyakit manusai; masa 3-5 tahun diduga khas. Kejadian lepra yang jarang pada bayi semuda umur 3 bulan memberi kesan bahwa penularan dalam rahim dapat terjadi atau bahwa masa inkubasi yang amat pendek dimungkinkan pada keadaan tertentu. Modul penularan yang mungkin termasuk kontak dengan epidermis lepas yang terinfeksi, minum ASI yang terinfeksi, dan gigitan nyamuk atau vektor lain. Namun, sekarang penularan melalui sekresi hidung yang terinfeksi tampak merupakan dasar dari kebanyakan infeksi. Keterlibatan nasofaring yang luas ditampakkan sebagai rhinitis kronik lazim pada penyakit lepromatosa (Behrman & Arvin, 2000).
Pewarnaan bakteri Mycobacterium lepra menggunakan pengecatan Ziehl-neelsen. Sampel yang diperoleh diapus ke kaca obyek. Dikeringkan Kemudian difiksasi melewati nyala api sebanyak 3 kali. Kaca obyek yang telah difiksasi diletakkan di atas rak pewarnaan. Pertama-tama, karbol fuchsin diteteskan hingga menutupi apusan. Pada kondisi tersebut, api dilewatkan berkali-kali di bawah kaca obyek hingga keluar uap. Pemanasan dihentikan pada saat uap tersebut keluar dan didiamkan selama 5 menit. Apusan kemudian dicuci dengan air mengalir dan kelebihan air dibuang dengan cara memiringkan kaca obyek. Selanjutnya, larutan asam alkohol 3% diteteskan hingga warna menjadi pucat dan kemudian dicuci dengan air mengalir. Setelah itu dilakukan pewarnaan dengan methylene bluem dan dibiarkan selama 10 – 20 detik, dicuci dengan air dan dibiarkan kering di udara (Minasari, 2009).
2.      Mycobacterium bovis
Mycobacterium bovis adalah penyebab tuberculosis pada ternak sapi. Kuman sangat virulen bagi manusia dan mamalia lain. Air susu dan produk lain dari sapi yang bertuberculosis merupakan bahan yang dapat menularkan bahan penyakit. Mycobacterium bovis berbentuk lebih pendek dan lebih gemuk dibandingkan mycobacterium tuberculosis. Kuman ini tumbuh lambat dari pada mycobacterium tuberculosis. Suhu optimal pertumbuhannya adalah 35o C. Coloni mempunyai permukaan datar berwarna putih, agak basah dan mudah pecah bila disentuh. Seperti halnya mycobacterium tuberculosis, kuman ini membutuhkan CO2 5-10% untuk merangsang pertumbuhannya. Derajat keasaman optimal untuk pertumbuhan adalah 6,5 – 6,8 (Misnadiarly, 2006).
Ketika uji biokimia ternyata mycobacterium bovis tidak mereduksi nitrat, uji niasinnya negatif dan resisten terhadap pirazinamid. Mycobacterium bovis bagi kelinci sangatlah patogen, sedangkan mycobacterium tuberculosis tidaklah demikian, maka dari itu ada percobaan hewan, kelinci untuk membedakan kedua jenis kuman ini (Misnadiarly, 2006).
3.      Mycobacterium avium
Mycobacterium avium subspesies paratuberculosis termasuk bakteri dalam keluarga Mycobacteriaceae, spesies Mycobacterium avium complex (Harris & Barletta 2001). Mikroba ini merupakan bakteri yang dapat ditemui di alam, tergolong gram positif, berbentuk batang dengan ukuran 0,2-0,7 X 1-10 μm, non motil, tahan asam dan alkohol, suhu pertumbuhuan 25-45oC dan optimal 39oC, tumbuh lambat (2-60 hari) dan membutuhkan mycobactin senyawa hidroksimat pengikat besi, mampu tumbuh pada konsentrasi garam <56% pada pH 5,5 (Griffiths 2003). Bakteri ini juga memiliki kemampuan bertahan dalam makrofag meskipun sifatnya fakultatif (Bannantine & Stabel 2002).   
Bakteri Mycobacterium avium subspesies paratuberculosis (MAP) adalah bakteri gram positif, tahan asam dan alkohol serta memiliki daya tahan terhadap panas. Pertumbuhan bakteri ini lambat namun kemampuan menimbulkan penyakit sangat merugikan, infeksi MAP pada hewan menimbulkan penyakit Johne’s Disease (JD) sedangkan pada manusia menyebabkan Crohn’s Disease (CD), kedua penyakit tersebut memiliki ciri-ciri gejala dan patologis yang sama yaitu menimbulkan randang kronis pada usus terutama ileum dan kolon yang khas dengan bentuk granulomatosa. Gejala yang ditimbulkan tidak spesifik seperti diare, muntah, demam, hingga diare berdarah sehingga sering tidak terdiagnosis dengan segera (Nugroho, 2008).
Percobaan yang kami lakukan, kami menggunakan sampel yang telah tersedia yang berasal dari BP4 Purwokerto, dan hasil yang didapatkan adalah negatif. Hal ini berarti pada sampel yang kami amati tidak ditemukan keberadaan bakteri penyebab penyakit tuberkulosis. Sedangkan pada sampel yang digunakan sebagai control, kami menemukan ada bakteri yang sesuai dengan ciri khas yang disebutkan dimuka hanya dalam 1 lapang pandang kami telah menemukan 1 bakteri tuberculosis.






IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
a.             Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae, Mycobacterium avium, Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae.
b.            Macam-macam pewarnaan bakteri tahan asam terdiri dari 3 jenis pewarnaan, yaitu pewarnaan Tan Thiam Hok, pewarnaan Ziehl Neelsen dan pewarnaan Fluorokrom.
c.             Hasil dari praktikum yang kami lakukan dengan mengamati sampel sputum yang tersedia yakni menimbulkan hasil negatif. Artinya, sampel sputum yang kami amati tidak mengandung Mycobacterium tuberculosis meskipun hingga 100 lapang pandang.
B. Saran
a.             Praktikan diusahakan mengkonsumsi susu 2 jam sebelum praktikum untuk menurunkan resiko tertular  bakteri yang dipraktikan.
b.            Praktikan juga harus menggunakan perlengkapan laboratorium seperti masker, jas lab, dan kaos tangan agar badan lebih terlindungi.
c.             Praktikan selalu menjaga kebersihan dan teliti dalam melakukan praktikum.







DAFTAR PUSTAKA
Bannatine JP & Stabel JR. 2002. Killing of Mycobacterium avium subsp. Paratuberculosis Within Macrophages.
http://www.biomedcentral.com/1471-2180/2/2
Behrman, Kliegman & Nelson Arvin, 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol. II E/15. Jakarta: EGC.
Hershberg R, Lipatov M, Small PM, Sheffer H, Niemann S, et al. (2008) High Functional Diversity in Mycobacterium tuberculosis Driven by Genetic Drift and Human Demography. PLoS Biol 6(12): e311. doi:10.1371/journal.pbio.0060311
Huyen, K. K. Mai N.T., (2012) Mixed Tuberculosis Infections in Rural South Vietnam. Journal of Clinical Microbiology.
Jutono, dkk. 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM.
Karuniawati, dkk. (2005). Perbandingan Tan Thiam Hok, Ziehl Neelsen Dan Fluorokrom Sebagai Metode Pewarnaan Basil Tahan Asam Untuk Pemeriksaan Mikroskopik Sputum. Jurnal Kesehatan, Vol. 9.
Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raga Grafindo Persada.
Minasari N. Pengantar mikrobiologi. USU press, 2010:21-22
Misnadiarly. 2006. Tubekulosis dan Mikobacterium Atipik. Penerbit : Dian Rakyat; Jakarta.
Nugroho, Widagdo Sri. (2008). Kejadian dan Peluang Infeksi Mycobacterium avium subspesies paratuberculosis pada Manusia Melalui Susu Sapi dan Produk Olahannya. Jurnal Mikrobiologi, Hal 1.
Pelczar, M. J. And E. C. S. Chan. 1986. Elements of Mycrobiology. New York : Mc grow-Hill Book Company.
Sari, Y.S. 2004. Penyakit Infeksius yang menular Melalui Udara pada Orangutan (Pongo pygmaeus). Karya Tulis. FKH-IPB. Bogor.
Sechlegel, H. G. And Schimt, K. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : UGM Press.
Staff pengajar FKUI, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Binawa Aksara.
Syahrurachman, dkk. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: UI Press.


0 comments:

Post a Comment